Bagaikan sebuah kutukan bagi Wenger, ia tidak pernah sekalipun menang kala bersua dengan
The Special One. Terbukti, laga terakhir yang mempertemukan mereka berdua, Wenger kembali gagal meraih kemenangan melawan Mourinho.
Dari sembilan laga yang mempertemukan mereka, Mourinho memetik lima kali kemenangan, 4 kali hasil seri, dan nol buat Wenger.
Perbandingan memang jelas terlihat dari kedalaman skuat yang dimiliki kedua tim. Wenger lebih suka untuk mengembangkan bakat-bakat muda untuk menjadi Starting Lineupnya. Sementara Mourinho, lebih tertarik mendatangkan pemain yang siap pakai. Di tahun pertamanya saja, Mourinho menguras kantong Roman Abramovich sampai £59.850.000 untuk belanja pemain.
Mungkin, dari perbandingan skuat diatas, bisa jadi alasan Wenger mengapa tidak pernah menang melawan Mourinho. Namun, saya punya 5 Alasan lain mengapa
The Professor tidak pernah menang melawan
The Special One. Berikut alasannya
SKUAT MATANG MOURINHO JELAS LEBIH UNGGUL
"
JANGAN SESEKALI MEREMEHKAN ORANG TUA, KARENA MEREKA PENUH
PENGALAMAN." Mungkin itu adalah kata-kata yang memang diakui kedua pelatih. Saat Arsenal mati-matian menghemat uang dengan membina pemain muda, justru Mourinho membangun skuatnya dengan pemain siap pakai.
Itu terbukti saat keduanya bertemu di Final Piala Liga 2007. Wenger hadir dengan
The Young Guns seperti Justin Hoyte, Armand Traore, dan lain-lain yang rata-rata memiliki usia dibawah 21 tahun. Sementara Mourinho menurunkan skuat penuh pengalaman seperti Drogba, Ricardo Carvalho yang memang sudah metang pengalaman.
Hasilnya tentu sudah bisa ditebak, anak-anak muda Wenger mendapat pelajaran menyakitkan dari pemain-pemain penuh pengalaman Mourinho. Dua gol didier Drogba berhasil membawa Chelsea meraih kemenangan 2-1 melawan Arsenal. Diakhir laga, Wenger memberikan komentarnya, "Mereka jelas berpengalaman, dan Drogba menjadi penentu."
RACUN PENAWAR ALA MOURINHO
Arsene Wenger terkenal dengan gaya pemainan satu dua sentuhan. Dengan menguasai permainan, Arsenal kerap merepotkan para lawannya.
Namun tidak dengan Mourinho, ia memiliki "Penawar Racun" saat ia bertemu dengan Wenger. Ya, Mourinho memainkan gaya permainan yang berlawanan dengan Wenger. Saat Wenger bermain
Total Football, maka Mourinho bermain dengan gaya
Bus Parking. Bermain merapat dibelakang, Tackling keras, membuat anak asuh Wenger kesulitan menembus pertahanan Chelsea didikan Mourinho.
Terbukti saat laga EPL pada April 2005. Saat itu Mourinho memainkan
Negative Football. Hasilnya, laga berakhir imbang.
NON MULTA SED MULTUM
Kualitas, Bukan Kuantitas. Itu adalah kata-kata yang mereka berdua akui. Arsenal memang menguasai jalannya pertandingan, namun mereka kurang efektif.
Pada laga Desember 2006, Mourinho berpendapat, "Mereka menguasai jalannya pertandingan. Saya senang mendapat 1 point. Di paruh pertama, mereka mendominasi, bermain dengan percaya diri tinggi. Tapi saya tak ingat kalau mereka melakukan satu tendangan sama sekali."
Laga itu adalah laga pertama Ashley Cole, menjamu Arsenal. Walaupun Arsenal mendominasi pertandingan, mereka tampak kesulitan mengkonversikannya menjadi gol. Mathieu Flamini sempat membuat para
Gooners bersuka cita. Namun, Michael Essien berhasil menyamakan kedudukan dan memaksa hasil imbang.
"Kami menguasi pertandingan ini dan bisa saja kami mencetak banyak gol. Tapi, kami lupa satu hal -Kami bermain tidak efisein." Ujar Wenger di tempat berbeda.
KALAH DALAM BOLA UDARA
Satu lagi kelemahan yang sangat menonjol dari Arsenal -bahkan sampai saat ini, yaitu kesulitan dalam mengantisipasi bola-bola Udara. Mungkin inilah celah yang dimanfaatkan betul oleh Mourinho.
Memiliki pemain dengan tubuh besar macam John Terry, Didier Drogba, Michael Essien, membuat Chelsea sangat disegani dalam duel bola udara. Arsenal pun merasakan kegarangan pemain-pemain tersebut. Pada laga di Highbury, Desember 2004, Arsenal sempat memimpin lewat gol Thierry Henry. Namun, John Terry berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 saat menerima sepak pojok. Thierry Henry kembali membawa Arsenal satu langkah didepan Chelsea. Lagi-lagi, duel bola udara yang membuat gawang Arsenal yang dijaga Manuel Almunia kebobolan. Kali ini Eidur Gudjohnsen.
Saat laga berakhir, Wenger mengakui kelemahannya. "Kami lemah dibola udara. Tapi kami memainkan anak muda dilaga ini dan kami terlalu kecil sebagai sebuah tim." Ujarnya.
KING DROGBA
"Kami tak tahu seberapa rindunya Chelsea terhadap Drogba. Tapi tidak dengan kami. Ia memberikan terlalu banyak luka untuk tim kami." Ujar Wenger sesaat setelah pertandingan Chelsea versus Arsenal dalam Emirates Cup London.
Drogba -dibawah asuhan Mourinho, memang menjadi bomber paling menakutkan didaratan Inggris. Arsenal juga merasakan betapa hebatnya Drogba. Tak terhitung berapa banyak Drogba menyelamatkan Chelsea dari kekalahan.
Saat ajang Community Sheild, Drogba berhasil menyelamatkan Chelsea. Chelsea menerapkan umpan jauh yang langsung diarahkan kepada Drogba. Arsenal tak bisa berbuat banyak dengan strategi yang dilakukan Mourinho. Hasilnya, Drogba mencetak dua gol dan hanya berbalas satu dari Cesc Fabregas.
Drogba kembali menjadi pahlawan. Dia membalas gol cepat Theo Walcott diajang Final Carling Cup. Dia berhasil mencetak gol yang kontroversial karena kubu Arsenal mengaggap Drogba sudah dalam posisi Off Side. Drogba berhasil membalikka keadan, lagi-lagi, bola mati berhasil ditanduk oleh King Drogba.
Itu dia alasan mengapa Mourinho selalu diatas Wenger. Persaingan Premier League memang selalu panas. Begitu juga dengan Mourinho versus Wenger.
5 ALASAN WENGER TIDAK PERNAH MENANG MELAWAN MOURINHO