Pertandingan Manchester United melawan Norwich City yang di helat Sabtu lalu menjadi debut Ryan Giggs sebagai
Caretaker Manchester United menggantikan posisi David Moyes. Memasuki lapangan, Giggs disambut tepuk tangan meriah dari suporter yang datang langsung ke Old Trafford. Harapan besar dari suporter untuk membenahi Manchester United adalah beban yang harus dipikul oleh
the legend.
Tugas pertama yang harus dilakukan Ryan Giggs adalah membenahi mental para pemain setan merah -julukan
Manchester United. Maka dari itu, di laga melawan Norwich City, Giggs memainkan para pemain yang membawa MU juara musim lalu seperti duet bek
old school, Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic, serta gelandang Tom Cleverley. Memang butuh waktu sampai menit ke 40 lebih sampai United berhasil mencetak gol ke gawang Norwich melalui Pinalti Wayne Rooney. Sampai pada akhirnya, United berhasil menang 4-0 di Old Trafford. Sebuah sukses besar yang diraih oleh Ryan Giggs yang dibantu oleh 3 rekannya dari
class of 92's, Paul Scholes, Phil Neville, dan Nicky Butt.
Pada pertandingan itu, ada beberapa yang menjadi perhatian saya, diantaranya adalah kembalinya semangat
sang iblis di tubuh para pemain yang selama di latih oleh David Moyes seakan-akan menghilang. Semangat itu mungkin saja muncul karena hadirnya sosok Ryan Giggs sebagai pelatih. Kita semua tentu tahu bahwa Ryan Giggs adalah pemain yang dihormati oleh pemain, pelatih, dan manajemen. Semua pemain seperti menuruti apa yang diinstruksikan oleh Ryan Giggs.
Kedua adalah, kembalinya duet
old school dilini belakang. Duet ini memang jarang dimainkan di era David Moyes. Moyes lebih suka memainkan duet bek Jonny Evans dan Phil Jones. Kembalinya duet Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic seperti memberikan kenyamanan sendiri bagi David De Gea sebagai penjaga gawang. Terbukti, dilaga itu
Manchester United berhasil mencatatkan
clean sheet, suatu hal yang sulit terjadi di era Moyes. Seperti yang sudah saya singgung diatas, mungkin saja strategi memainkan Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic adalah sebagai perbaikan moral para pemain.
Yang terlihat mencolok dari laga antara
Manchester United dengan Norwich City adalah kembalinya gaya permainan Manchester United era Sir Alex Ferguson. Di era David Moyes, Manchester United sering memainkan gaya klasik Inggris, yaitu umpan-umpan langsung ke lini depan. Memainkan gaya umpan langsung menurut saya adalah sebuah kesalahan terbesar, karena itu seperti sama saja menyia-nyiakan kecepatan yang dimiliki oleh Wayne Rooney, Antonio Valencia, Luis Nani, Danny Welbeck, van Persie, Chicarito, dan pemain lain yang memiliki kecepatan yang hebat. Kita semua tahu, selama Robin van Persie cedera, yang menjadi ujung tombak adalah Wayne Rooney yang di topang oleh Juan Mata. Dengan mengandalkan umpan-umpan langsung, jelas tidak akan efektif, karena didepan, Wayne Rooney dan Juan Mata praktis memiliki tinggi badan yang tidak tinggi.
Ada hal lain yang membuat saya senang -sebagai pendukung
Manchester United, yakni kembalinya Sir Alex Ferguson di kursi pelatih secara tidak langsung. Kalau anda perhatikan, 4 pelatih yang kini menangani Manchester United, Ryan Giggs sebagai pelatih kepala dan dibantu oleh Paul Scholes, Phil Neville, dan Nicky Butt, adalah orang terdekat dari Sir Alex Ferguson. Menurut pandangan saya, Sir Alex Ferguson pasti akan 'campur tangan' dalam hal menentukan strategi dan pemain yang ditentukan, meskipun jelas keputusan mutlak berada di tangan Ryan Giggs.
Semua tulisan saya diatas adalah berdasarkan pendapat saya. Jadi, saya mohon maaf bila ada pihak yang kurang berkenan dengan tulisan saya ini. Ingat, setiap orang boleh punya pendapat, asal tidak melanggar ketentuan-ketentuan.
Terimakasih sudah datang dan membaca postingan ini. Jangan bosan-bosan ya datang kesini.
mohon share apabila artikel ini bermanfaat. Copy-Paste? Sertakan sumber link
DIBALIK KISAH SUKSES DEBUT RYAN GIGGS